Friday, January 05, 2007

Pesawat Hilang, Operasi Pencarian Berlangsung

INDONESIA - Pesawat TNI AU dan kapal TNI AL melanjutkan pencarian pesawat penumpang Adam Air yang hilang sejak Senin sore.

Pesawat yang membawa 102 penumpang dan awak, kehilangan kontak dalam perjalanan dari Surabaya ke Manado. Otorita perhubungan udara menerima dua sinyal bahaya.
Pencarian berlanjut setelah pejabat SAR kemarin mengakui bahwa laporan-laporan sebelumnya bahwa pesawat dan penumpangnya telah ditemukan keliru.

Kerabat penumpang cemas menunggu kabar dan marah atas kesimpangsiuran yang terjadi.
Menteri Perhubungan Hatta Radjasa Selasa malam mengakui, laporan-laporan tentang lokasi jatuhnya pesawat, mayat dan orang yang selamat berdasar desas-desus yang keliru dari warga desa.

‘Harapan semu’
Tiga kapal perang dan lima pesawat militer kini menyisir kawasan selatan dan barat Sulawesi, dan mencari orang yang sesuatu yang dipandang warga telah mereka temukan.
Pesawat Adam Air tersebut dari jenis Boeing 737-400 yang telah beroperasi 17 tahun. Pesawat ini dioperasikan oleh perusahaan penerbangan murah Adam Air yang sejauh ini memiliki catatan keamanan yang cukup bagus.

Para pejabat penerbangan mengatakan, pesawat itu tengah berada sekitar satu jam dari tujuan, Manado, ketika mengirimkan sinyal bahaya.

Hari Selasa, beberapa pejabat kepolisian dan militer mengatakan, pesawat telah ditemukan di kawasan pegunungan terpencil di Sulawesi, dan memberi deskripsi lokasi kecelakaan.
Namun, informasi ini kemudian ternyata keliru dan para pejabat meminta maaf atas kekeliruan tersebut.

Kerabat mereka yang ada dalam pesawat yang telah menunggu kabar di beberapa bandara, kini telah tiba di Makassar, Sulawesi Selatan, dekat dengan lokasi yang diduga tempat pesawat itu jatuh.

Tim SAR kini memberikan briefing berkala di Bandara Hasanuddin, Makassar, untuk menyebarkan informasi mengenai temuan mereka kepada pihak keluarga. Sementara itu Adam Air membuka pusat informasi di beberapa hotel setempat.


Orang se-Indonesia Kena Tipu
JAKARTA - Jangan tertawa geli. Sebab ini sebuah tragedi. Orang se-Indonesia, dari presiden hingga rakyat biasa telah kena tipu. Kabar penemuan lokasi pesawat AdamAir ternyata isapan jempol. Siapa aktor pembohongnya?

Ketika pesawat AdamAir dinyatakan telah ditemukan di Desa Ranguan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar, tentu itu sungguh menggembirakan. Setidaknya satu pekerjaan besar telah berhasil, yaitu mencari dan menemukan bangkai pesawat. Meski tentu saja informasi ini diiringi kabar sedih, yaitu 90 jenazah ditemukan.

Tapi pada malam harinya, Selasa (2/1), aneka ekspresi wajah orang se-Indonesia yang muncul. Ada yang jutek, tersenyum sinis, bahkan tertawa geli. Bagaimana tidak? Berita yang disampaikan para pejabat Indonesia ternyata hanya isapan jempol. AdamAir masih hilang.

Publik Indonesia, bahkan dunia, juga tertipu.
Sebuah televisi terkemuka asing bahkan menyindir "kabar bohong" ini dengan menyebutkan betapa buruknya sistem komunikasi di Indonesia sehingga bisa memicu adanya berita yang tidak benar itu.

Berikut ini kronologi "berita bohong" itu:
08:15 WIB
Lanud Hasanuddin c.q Kapten Mulyadi dan Danlanud Marsekal Utama Eddy Suyanto mengumumkan bangkai pesawat AdamAir ditemukan di Desa Ranguan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar. Informasi didapat dari masyarakat setempat yang telah menemukan pesawat dan jenazah. 12 Orang dinyatakan selamat. Sisanya diduga tewas. Tim SAR berangkat ke TKP bersama pejabat terkait dari Lanud Hasanuddin, Kapolda Sulsel hingga Bupati Polman.

09.15 WIB
Menhub Hatta Rajasa memastikan bahwa AdamAir telah ditemukan. Data sementara yang didapatnya 90 orang tewas dan 12 orang selamat.

11.45 WIB
Wartawan bergerak dari Makassar menuju Polman, lokasi jatuhnya AdamAir, lewat darat.

12.43 WIB
Danlanud Hasanuddin Marsekal Utama Eddy Suyanto menyatakan, 90 jenazah musibah AdamAir telah ditemukan, tapi 12 lainnya masih dicari, bukan selamat.

17:26 WIB
Wartawan yang sudah 30 km dari Desa Ranguan, menyatakan bahwa warga setempat belum melihat satu pun jenazah AdamAir yang dievakuasi.

18.00 WIB
KNKT menggelar jumpa pers dan menyatakan informasi yang didapatnya bahwa korban tewas ada 90 orang. Sayangnya, tim SAR tidak bisa bergerak mendekati Desa Ranguan karena hujan deras.

18:47 WIB
Dari Polman, wartawan menyatakan Tim SAR belum bergerak ke Desa Ranguan. Bukan karena hujan deras, tapi karena titik ordinat belum ditemukan. Heli berputar-putar terus, tidak juga menemukan bangkai AdamAir. Warga juga tidak pernah melihat ada pesawat jatuh. Beredar spekulasi bangkai AdamAir tidak berada di tempat itu.

18.50 WIB
AdamAir menggelar jumpa pers dan menyatakan kabar 90 tewas dan 12 selamat merupakan informasi masyarakat

19.00 WIB
Menhub Hatta Rajasa dan Danlanud Hasanuddin menggelar jumpa pers di Lanud Hasanuddin, menyatakan bahwa AdamAir masih hilang. Lokasi jatuhnya pesawat di Ranguan adalah tidak benar. Nasib penumpang dan awak AdamAir masih gelap. Menhub dan Danlanud minta maaf. Menhub menyatakan, informasi awal didapat dari masyarakat setempat yang melapor ke pejabat di atasnya.

Informasi lainnya menyebutkan, "kabar bohong" itu tersebar dari masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman, terbang ke Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke Kapolda, Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)


Menhub: Alat Deteksi Darurat Indonesia Rusak
JAKARTA - Menteri Perhubungan Hatta Radjasa membantah Indonesia tidak mempunyai alat penangkap sinyal darurat dari pesawat yang mengalami kecelakaan seperti dimiliki Singapura. Hatta menegaskan, Indonesia sebenarnya memilikinya, cuma alat tersebut kebetulan rusak. "Seminggu kemarin Basarnas melaporkan ada gangguan. Sekarang sedang dalam perbaikan," ungkap Hatta usai menghadiri pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan sejumlah pakar penerbangan di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).

Menhub menambahkan, Indonesia juga memiliki alat pendeteksi bekas reruntuhan di kedalaman laut. Terkait pertemuan dengan sejumlah pakar penerbangan, Hatta mengatakan, Presiden Yudhoyono berharap mendapat gambaran jelas sebab hilangnya pesawat Adam Air yang hingga hari ini belum ditemukan.

Soal kecelakaan pesawat, pakar penerbangan Dudi Sudibyo mengungkapkan penegakan hukum transportasi udara di Indonesia sangat lemah. Ia mencontohkan pesawat Adam Air yang tersesat sampai di Nusatenggara Timur seharusnya diteliti lebih dulu oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tapi itu tidak dilakukan.

0 Comments:

Post a Comment

Links to this post:

Create a Link

<< Home