Monday, December 04, 2006

Tanggapan Aa Gym

Pemimpin pondok pesantren Daarut Thauhid Bandung Abdullah "Aa Gym" Gymnastiar melalui sebuah acara di radio menjelaskan secara langsung persoalan isu poligami yang ia lakukan dan memohon maaf kepada para pendengarnya mengenai hal itu.

"Poligami ini jelas hal yang dibolehkan oleh Allah, tapi tidak dianjurkan. Poligami dibolehkan dengan cara-cara tertentu sebagai emergency exit," kata AA Gym memulai penjelasannya melalui telepon internasional dari Kuala Lumpur Malaysia yang disiarkan langsung oleh puluhan radio di Jakarta, Sabtu pagi (02/12/06) dalam acara Manajemen Qolbu Pagi.

Sebelumnya AA Gym mengakui bahwa selama ini para pendengar maupun umat yang datang ke pondoknya selalu mewanti-wanti soal dua hal yakni AA Gym jangan berpolitik dan AA Gym jangan berpoligami.

"Untuk bapak-bapak selalu mengingatkan Aa jangan berpolitik dan untuk ibu-ibu mengingatkan Aa jangan berpoligami," kata AA Gym.

Atas dua persoalan tersebut, tambah Aa, membuat ia merenung apa yang salah dengan politik dan poligami. Bagi Aa yang salah bukan politiknya namun orangnya. Menurut Aa apa jadinya politik jika orang-orang yang baik justru menghindar dari politik.

Padahal banyak sekali produk hukum yang mengatur masyarakat justru dihasilkan dan dirumuskan oleh orang-orang politik. AA Gym mencontoh begitu sulitnya penyusunan RUU Pornografi akibat tarik menarik kepentingan.

Padahal pornografi tersebut, tambah AA Gym jelas-jelas sesuatu yang merusak akhlak.

Sementara mengenai poligami, Aa menilai saat ini banyak sekali masyarakat Indonesia yang memandang poligami sebagai sesuatu yang buruk, yang dicaci maki.

"Tapi bisa dimaklumi siapa sih wanita yang mau dipoligami, bagi laki-laki mungkin ringan bicaranya tapi bagi wanita ini luka yang amat dalam, tapi bagi sebagian kecil wanita yang telah memahami itu bisa," kata AA Gym.

AA Gym mengakui bahwa banyak ibu-ibu yang takut sekali dengan poligami karena khawatir akan menimpa dirinya.

"Tidak mau bukan berarti kesalahan, tetapi jangan sampai menyalahkan hukum Allah, itu bukan sesuatu yang dibenarkan, " kata AA Gym dengan hati-hati.

Untuk itu AA Gym mengingatkan agar: pertama berhati-hati dalam menilai hukum Allah. Kedua juga berhati-hati dalam menilai orang karena kebutuhan keluarga itu unik.

"Karena kita tak bisa menilai keluarga orang lain," kata AA Gym.

AA Gym memberikan contoh untuk beberapa agama seperti Kristen maupun Protestan, kenapa ada Pendeta yang tidak menikah. Hal itu karena berdasarkan ketentuan agamanya dan keyakinannya. Begitupun dengan agama Islam (dibolehkannya poligami).

"Jadi kelihatannya harus ada upaya-upaya bersama antara perasaan dan keyakinan sehingga semuanya proporsional dalam mengomentari," kata Aa.

Yang ketiga, AA Gym merasa khawatir dan cemas sekali melihat tuntutan masyarakat yang melihat AA Gym sebagai panutan. Dengan begitu, tambahnya Aa selalu dituntut sebagai seorang yang "superman", harus sempurna, tidak tidak ada cacat sama sekali, padahal Aa, tambahnya hanya manusia biasa yang sedang belajar agama.

"Ini berbahaya, kalau sampai melenceng. Jangan sampai kita hanya jaga image. Aa Kadang-kadang mencemaskan akan harapan dari masyarakat. Aa lebih suka kalau masyarakat menilai proporsional tidak emosional," kata Aa penuh kehati-hatian.

Dalam pandangan Aa, ia tidak mau dijadikan figur yang terlalu sempurna oleh masyarakat. Kadang dalam diskusi dengan Teh Nini, tambah Aa, ada pertanyaan bagaimana nanti kalau dicaci maki dan ditinggalkan oleh para pendengar dan umatnya.

"Ini justru jadi ujian, apakah selama ini hanya karena ingin pujian atau popularitas, mungkin akan takut kehilangan itu. Tapi apakah selama ini memang benar-benar untuk mencari ridho Alloh," kata Aa menjelaskan panjang lebar.

Dalam penjelasan yang sempat terputus telepon internasional sampai dua kali tersebut, Aa dengan hati-hati menerangkan persoalan poligami ini.

Menurut Aa apa yang terjadi saat ini khususnya dengan banyaknya SMS yang diterimanya yang bernada keras dan marah, dianggapnya sebagai sebuah imunisasi.

"Ini seperti diimunisasi. Oh giti toh kalau dicaci-maki, tapi itu semua karena sayang. Semua manusiawi," kata Aa.

Aa mengaku tidak akan bersembunyi dari persoalan ini dan tetap akan bertanggungjawab. Aa juga mengaku atas tindakan poligaminya ini ia mendapatkan puluhan sms yang bernada keras dan marah.

Namun tambah Aa dengan penjelasannya kali ini semoga bisa dinilai secara proporsional. Dan Aa juga berjanji suatu saat akan menjelaskannya secara lebih detail.

"Dengan episode ini ada yang menganggap Aa tak tepat jadi panutan lagi semoga bisa mencari dan menemukan panutan. Aa mohon maaf sekali jika ada hal yang tak berkenan," kata AA Gym mengakhiri pembicaraan melalui sambungan telepon internasional dari Kualalumpur Malaysia

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Aa Gym menyoroti kekuatiran para ibu terhadap poligami atas mereka; diapun bisa memaklumi hal tersebut dan tidak menilainya sebagai kesalahan namun dengan catatan agar tidak menyalahkan hukum Allah.

Sejauh wacana, rasanya belum pernah hukum Allah tentang poligami dipersoalkan. Yang mengemuka justru adalah penafsiran-penafsiran orang terhadap hukum Allah; bahkan, yang paling parah adalah penghalalan perilaku diri atas dalil hukum Allah. Dan, itulah yang dilakukan oleh Aa Gym.

Justifikasi sekunder lain yang dikemukakan adalah keunikan kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang dimaksud tentunya akan lebih jelas bila dilebal dengan istilah: jangan turut campur karena ini adalah kebutuhan pribadi. Betapa naifnya, jika hal tersebut semata-mata jalan keluarnya adalah poligami. Aa Gym melibatkan pihak-pihak lain dalam tindakannya, bisakah itu dibenarkan secara logika, moral maupun agama? Tidakkah ini hanya akan menjadi ilogical logic alias logika yang tidak logis belaka?

10:16 PM  

Post a Comment

Links to this post:

Create a Link

<< Home