Friday, December 29, 2006

Berita Indonesia

Damai Natal Bangkitkan Optimisme 2007

INDONESIA - PERAYAAN Natal pada 25 Desember 2006 di tanah air yang secara umum berlangsung damai pantas disyukuri. Demikian pula di di kota-kota besar lain, kegiatan ritual umat Kristiani yang sudah berlangsung sejak Sabtu hingga Minggu malam di seluruh rumah ibadah di daerah ini berlangsung tanpa diwarnai gangguan kamtibmas yang mencemaskan. Pihak Polda yang untuk mengamankan perayaan Natal mengerahkan ribuan personil tidak menemukan adanya kerawanan di seluruh kabupaten/kota yang strategis terjadinya tindak kejahatan teror bom pada hari sakral umat Kristen itu, sehingga berlangsung tanpa ditandai gangguan dan rasa kecemasan. Harapan masyarakat di daerah agar perayaan Natal berlangsung damai benar-benar terpenuhi.

Kegiatan keagamaan umat Kristiani yang berlangsung damai itu amat melegakan. Hal itu tentunya tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi luas masyarakat di daerah ini serta peranan aparat keamanan, khususnya Polri dan TNI yang terus menerus mengantisipasi setiap kemungkinan. Dengan semakin gencarnya upaya dilakukan aparat yang bahu-membahu dengan masyarakat, sehingga mempersempit ruang gerak pelaku yang ingin mengacaukan suasana keamanan serta ketertiban.Keberhasilan pengamanan Natal 2006 yang didukung elemen masyarakat secara luas itu diharapkan juga bakal terus berlanjut baik saat menjelang maupun saat peringatan Tahun Baru 2007 berlangsung.

Dengan Natal yang damai kita berharap ke depan, bangsa dan negara ini mampu melepaskan diri dari berbagai problema maha berat yang tengah dihadapi saat ini.


Januari 2007, Motor waiib di Jalur Kiri

JAKARTA, KOMPAS - Mulai Januari 2007, Kepolisian Daerah Metro Jaya akan menindak pengendara sepeda motor yang tidak berada di lajur kiri. Untuk imbauan menyalakan lampu depan sepeda motor pada siang hari, Polda tak akan menindak karena hukum positifnya belum ada. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Djoko Susilo, didampingi Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Ajun Komisaris Besar Tomex Korniawan, mengatakan di Jakarta hari Selasa (26/12), uji coba sepeda motor wajib di lajur kiri telah selesai dan selanjutnya akan meningkat ke penegakan hukum pada awal tahun 2007.


Lapindo Wajib bayar 3.8 trilyun
JAKARTA - Pemerintah akhirnya membebani PT Lapindo Brantas dengan biaya penuntasan kasus lumpur panas sebesar Rp 3,8 trilyun.

Ini merupakan biaya total untuk mengatasi semburan lumpur dan pembayaran ganti rugi bagi para korban di Porong, Sidoarjo.

Keputusan ini disampaikan sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan didampingi oleh sejumlah menteri yang sejak awal terlibat dalam upaya menanggulangi krisis lumpur ini.
Kesepakatan dengan Lapindo Brantas ini diperoleh kemarin.


Para Elite Dirikan Partai Baru Hanya untuk Raih Kekuasaan
JAKARTA - Sejumlah tokoh dan elite yang ramai-ramai mendirikan partai politik (parpol) saat ini dinilai hanya untuk mencari kekuasaan. Mereka mendirikan partai baru bukan karena memiliki ideologi yang jelas.

Sebab, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang tidak puas dan tersisihkan dari persaingan internal parpol peserta pemilu 2004.

Pendapat itu dikemukakan peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indra J Piliang dan pengajar ilmu politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit kepada Pembaruan di Jakarta, Selasa (26/12).

Indra menjelaskan, munculnya partai-partai baru itu di satu sisi menunjukkan bahwa hak untuk berserikat dan berkumpul di Indonesia sangat dijamin, tetapi di sisi lain parpol itu dibuat hanya untuk menjadi kendaraan politik bagi segelintir elite yang tersisihkan dari persaingan internal partai yang ada saat ini untuk mendapat kekuasaan.

Mereka memilih untuk lompat pagar. Akibatnya parpol baru itu tidak memiliki ideologi yang jelas. Satu-satunya ideologi partai-partai itu adalah kekuasaan.

Pendirian parpol baru itu hanya akan memanfaatkan dan merebut massa mengambang yang memang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Tetapi itu pun sangat tergantung apakah pemerintah sekarang gagal dalam menangani berbagai persoalan yang terjadi. Bila keduanya gagal, massa mengambang ini bisa dengan gampang digerakan dan diarahkan untuk memilih partai alternatif pada pemilu mendatang.

Pada pemilu 2004, misalnya kegagalan Pemerintahan Megawati Soekarnoputri memberi berkah bagi Partai Demokrat.

Selengkapnya baca Edisi Cetak 67 (link disamping)

0 Comments:

Post a Comment

Links to this post:

Create a Link

<< Home