Friday, December 29, 2006

Berita Hiburan

Polisi Tangkap Ferry Surya di Singapura

BATAM - Tim Mabes Polri beserta Polda Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menangkap Ferry Surya Prakarsa (36) di Singapura sebagai saksi kunci kematian penyanyi Alda Risma (24) Selasa, 12 Desember 2006 dengan dugaan mengalami over dosis narkoba.

"Tidak benar kalau Fery ditangkap di Pelabuhan Internasional Batam Center. Ia ‘dijemput’ jajaran tim Mabes Polri dan Polda Kepri," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sutarman, di Batam, Kamis sore.

Ia mengatakan, penangkapan terhadap Ferry sebagai saksi kunci atas kematian Alda dilakukan setelah berkoordinasi dengan kepolisian Singapura. "Dia dijemput hari Rabu, (27/12), kemudian dibawa ke Jakarta," katanya.

Sebelumnya pengacara keluarga Ferry Surya, Ervin Lubis mengatakan, Ferry Surya Prakarsa (36), akan segera menyerahkan diri ke aparat kepolisian untuk menjelaskan seputar kematian Alda. Ferry kabur ke Singapura, 13 Desember 2006 sehari setelah Alda tewas. Alda ditemukan meninggal saat menginap di Hotel Grand Menteng, Selasa, 12 Desember 2006 dengan dugaan mengalami over dosis narkoba.

Polisi memburu Ferry ke Singapura karena ia dinilai mengetahui banyak soal kematian Alda dan sempat mengantarnya ke rumah sakit.


"Ekskul" Film Terbaik
Penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia atau FFI 2006, yang berlangsung Kamis (21/12) malam di Jakarta Convention Center, boleh jadi mengejutkan banyak kalangan.
Film Ekskul karya sutradara Nayato Fio Nuala yang kurang mendapat perhatian kritisi dan boleh jadi tak banyak dibicarakan orang, sebagaimana film seperti Denias atau Berbagi Suami—yang terakhir ini bahkan tak masuk unggulan—muncul sebagai Film Terbaik. Nayato sendiri juga keluar sebagai Sutradara Terbaik.

Terpilihnya Ekskul sebagai Film Terbaik dipastikan bakal berbuntut sejumlah kontroversi. Di kalangan Dewan Juri FFI 2006 sendiri sudah muncul sejumlah pandangan miring mengenai film-film unggulan FFI 2006. Rendra, salah satu anggota dewan juri, saat itu sempat berkomentar, problematika yang dihadapi film Indonesia saat ini adalah intelektualitas yang kurang berkembang.



Maria Eva Jadi Tersangka

SEMANGGI - Polisi menetapkan penyanyi dangdut Maria Eva sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyebaran video mesum. Menurut sebuah sumber di kalangan perwira polisi, ada beberapa hal yang menjadikan Maria Eva sebagai tersangka. Salah satunya dia mengaku telah membuat rekaman video hot itu. "Kalau soal siapa yang menyebarkan kita masih selidiki," kata perwira tersebut.

Sebelumnya, polisi telah meneriksa sejumlah saksi antara lain Ine Wiriyanti, direktur rumah produksi PT Media Kreasi Visitama; Lusi Daifa, artis sinetron; dan Wati Susilo, wartawati lepas sebuah tabloid hiburan. Ketiganya mengaku pernah ditawari rekaman video mesum tersebut.
Ketika ditanya apakah Yahya Zaini bisa dijadikan tersangka, Ketut mengatakan, untuk menetapkan seseorang jadi tersangka harus berdasarkan fakta-fakta hukum. "Harus jelas pasalnya apa dan untuk siapa," ujarnya.

Selain dijerat dengan Pasal 282 KUHP, Maria juga dihadapkan pada tuduhan aborsi. Maria rencananya akan menjalani pemeriksaan lanjutan Rabu (27/12) ini. Dia diperiksa soal aborsi di Satuan Remaja Anak dan Wanita (Renakta). (wid)


Tak Mampu Jalani Poligami

BEKASI - Artis Dewi Yull mendapat sambutan hangat saat meriahkan Hari Ibu di Kota Bekasi, kemarin (22/12). "Saya tidak menentang poligami, tetapi saya tidak mampu menjalaninya. Sehingga kami memilih untuk bercerai," katanya.

Hal itu disampaikan saat Peringatan Hari Ibu dalam Seminar Pemaparan Kesetaraan Gender di Gedung Sartika. Dia mengaku meski sudah bercerai, namun dia dan mantan suaminya masih selalu berkomunikasi dengan baik.

Dewi yang datang wajah yang khas mendapat sambutan dan simpati. "Saya juga selalu berpesan ke anak-anak, agar jangan membenci ayahnya."


Saat Susan Berintrospeksi Diri

NATAL adalah sebuah kesempatan untuk hening atau berintrospeksi diri. Begitulah pandangan presenter sekaligus bintang iklan Susan Bachtiar (33).

"Natal merupakan wadah bagi saya untuk mengintrospeksi diri. Apa yang sudah dilakukan selama satu tahun diproyeksikan kembali. Natal yang kita rayakan saat ini memperingati kelahiran Yesus Kristus. Bagi saya, peristiwa itu juga bisa menjadi momen yang tepat untuk kita ’lahir kembali’ dengan belajar dari kesalahan selama satu tahun," katanya.
Untuk merayakan Natal, Susan berencana mengikuti misa kudus malam Natal bersama keluarga dan teman-temannya di Kapel Santa Maria, Jakarta Pusat. "Ya, Natal itu momen kebersamaan," tuturnya saat ditemui di Chirrasco, Senayan City, awal pekan ini.

Bagi Susan, Natal tahun ini merupakan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga. Bagaimana tidak, kesehariannya sebagai pembawa acara membuat Susan sulit membagi waktu untuk berkumpul dengan keluarganya. Bahkan, tidak jarang pula pada hari Natal ia harus berkeliling ke berbagai daerah untuk membawakan acara.

Susan mengatakan tidak ada acara yang spesial untuk menyambut hari kelahiran Yesus Kristus. "Yang paling berkesan, bisa misa Natal bareng. Bisa ngulang kebiasaan lama, seperti minta dipesanin bangku di gereja sama teman," ujarnya sambil tertawa. (AB1)

0 Comments:

Post a Comment

Links to this post:

Create a Link

<< Home